21.22

hallo :)


 hello this my pico
my pico Name :  "۩Elizдbє†۩ "


if you like ameba pico click this: http://apps.facebook.com/amebapico/?ref=bookmarks&count=0

I also have a cheat for you link like this: http://chocolatepico.blogspot.com/



  
hello nice to meet you
this my pico
I like pico because of this exciting game which in my opinion
my blog is not only illustrated pico but also about history in Indonesia and Indonesian language









This is not my home
my photos here because I think this place is nice


















"۩Elizдbє†۩ "
It was the name of my pico









This animal I was sleeping
my pets name is ♥Kitty♡




for those who want to add please see here: D 












my photos at home fun person












 HELP ME !!!!
hahahahhaha









 pico me when wearing this dress
I bought it at the 1st park










 This my pet
I just bought it on the date 29-03-2011

 my pet name is :★si mao★





 This my pet
I just bought it on the date 29-03-2011
 my pet name is : ♥Kitty♡










and that is my images when playing pico
and bye

06.43

Ernest Franscois Eugene Douwes Dekker

E.F.E. Douwes Dekker, Berjuang Melalui Ksatrian Institut

 
PENDIDIKAN

E.F.E. Douwes Dekker, Berjuang Melalui Ksatrian Institut
KabarIndonesia - Di Bandung pada 1924 didirikan Ksatrian Instituut oleh salah satu tokoh pergerakan nasional Indo-Belanda Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (E.F.E.) Douwes Dekker yang kemudian dikenal sebagai Dr. Danoedirdja Setiabudhi. Douwes Dekker lahir pada 8 Oktober 1879 di Pasuruan Jawa Timur, dari seorang ibu berdarah Indonesia dan ayah Belanda.

Setelah kembali dari pengasingannya di Belanda, Douwes Dekker, yang merupakan salah seorang mantan pemimpin Indische Partij ini berniat untuk menjadi guru pada sebuah sekolah rendah (sekolah dasar) yang dipimpin oleh Ny. H.E Meyer Elenbaas di Jalan Kebon Kelapa 17 Bandung. Niatnya ini terlaksana pada September 1922, setelah mendapat izin dari gubernur jenderal.

Pada 1923 muncul Preanger Instituut van de Vereeniging Volksonderwijs (Instituut Pengajaran Priangan dari Perkumpulan Pengajaran Rakyat di Bandung) dari bekas sekolah ini, dan kemudian ia menjadi kepala MULO (setara dengan SMP). Tujuan sekolah ini adalah memberikan kesempatan pendidikan yang luas kepada anak-anak pribumi.                                                              

Selanjutnya, lembaga ini dirubah oleh Douwes Dekker dengan nama Ksatrian Instituutpada November 1924. Di lembaga pendidikan inilah Douwes Dekker berusaha menanamkan jiwa nasionalisme kepada murid-muridnya. Seolah ini menjadi wadah baru baginya untuk bergerak “melawan kolonialisme dengan cara yang lain”.

Ksatrian Instituut ini menitikberatkan pada usaha pengajaran berdasar jiwa nasional dan pendidikan ke arah manusia yang berpikiran merdeka. Pada mulanya, Ksatrian Instituuthanya memiliki 60 orang murid saja di Bandung, tetapi semakin lama berkembang dan mempunyai sekolah rendah di daerah Ciwidey, Cianjur, dan Sukabumi. sekolah ini terbuka bagi orang-orang pribumi, peranakan Tionghoa, maupun Indo.            

Berbeda dengan lembaga pendidikan buatan pemerintah kolonial, Ksatrian Instituut lebih memiliki orientasi jauh ke depan. Mereka menyiapkan para lulusan sekolah rendah untuk menjadi orang-orang yang mempunyai kejuruan. Oleh sebab itu Moderne Middlelbare Handelsschool (MMHS), yang merupakan sekolah menengah dagang didirikan. Ini adalah sekolah dagang pertama di Hindia Belanda ketika itu.

Sebagai sebuah sekolah dagang tentu saja mengajarkan berbagai teori perdagangan, seperti psikologi perdagangan, bahasa yang diperlukan untuk melakukan perdagangan dengan bangsa lain, teknik dagang, sampai masalah periklanan (reklame). Selain itu, dibuka juga jurusan jurnalistik untuk murid-muridnya guna melahirkan jurnalis-jurnalis yang kritis dan berkepribadian nasional.

Di dalam MMHS pada 1 Agustus 1935 dibuka juga sekolah pendidikan guru. Sekolah guru ini dimaksudkan agar tercapai; pengajar-pengajar yang baik dan terspesialisasi; terbentuk dengan cepat bala-tentara guru: pendidikan yang murah, yang berarti keuntungan bagi negeri, gaji rendah, tempo yang lebih cepat untuk perluasan sekolah rakyat, dan dengan demikian menciptakan basis yang luas bagi perkembangan bangsa. Dengan dibukanya sekolah-sekolah lanjutan ini, para lulusannya dipersiapkan untuk mampu berdiri di atas kaki sendiri dan menjalani hidup tanpa membebani orang lain. 

Ksatrian Instituut juga berusaha mengalihkan tujuan pengajaran pada sekolah-sekolah pemerintah, yang hanya menimbulkan pengangguran dan mencetak pegawai negeri belaka. Masalah kesehatan siswa juga merupakan prioritas dari Ksatrian Instituut. Perguruan ini memiliki dokter pengawas kesehatan, dan tercatat sebagai sekolah yang mempunyai dokter pengawas anak-anak yang pertama di Hindia Belanda. 

Selain itu Ksatrian Instituut juga berusaha mandiri dengan menerbitan buku-buku pelajarannya sendiri. Buku-buku pelajaran yang dihasilkan di antaranya yaitu buku-buku bahasa, sejarah pertumbuhan lalu lintas di dunia, tata bahasa Jepang, sejarah kuno Indonesia, sejarah dunia, dan buku statistik. Pada Agustus 1937, Ksatrian Instituutjuga berhasil menerbitkan majalah murid dan orang tua yang berjudul De Ksatria, Maandblad van de Leerlingen van Alle Ksatrian Scholen en Hun Ouders, yang di pimpin oleh R.M.Hoedojo Hoeksamadiman.

Majalah ini selain berbicara mengenai berita-berita sekolah, juga memuat berita-berita umum, nasional dan internasional. Pada 1940, Douwes Dekker ditangkap oleh pemerintah kolonial. Pemerintah menuduhnya telah bekerjasama dengan Jepang. Tuduhan tersebut merupakan alasan yang dicari-cari untuk menangkapnya. Ia memang berencana untuk mengirim para pelajar lulusan Ksatrian Instituut ke Jepang, namun dia sama sekali tidak sepakat dengan ideologi fasisme. Karena keberadaannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk memimpin Ksatrian Instituut, maka pada Februari 1941, ia mengalihkan keberlangsungan Ksatrian Instituut kepada isterinya, Ny.Johanna Petronella Douwes Dekker.

Setelah sekian tahun bangsa ini merdeka, namun sampai kini kita masih mempunyai problem pada dunia pendidikan. Keadaan bangunan sekolah yang tidak layak di daerah-daerah, biaya pendidikan yang membumbung tinggi, dan kesejahteraan pengajar yang kurang diperhatikan mewarnai alam pendidikan kita dewasa ini. Mudah-mudahan ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menyongsong kehidupan dunia pendidikan yang lebih baik di masa depan dan pemerintah lebih memperhatikan lagi dunia pendidikan kita. Semoga.   (*)

FANDY HUTARIPenulis Lepas. Menulis buku Sandiwara dan Perang; Politisasi Terhadap Aktifitas Sandiwara Modern Masa Jepang. 



Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): 
redaksi@kabarindonesia.com 
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:http://www.kabarindonesia.com//

06.32

Kuda Nil

                                                                                              Kuda Nil 

Dari hasil penelitan DNA terakhir kuda nil yang merupakan hewan mamalia dan terllihat memiliki banyak kesamaan dgn kuda atau badak,justru memiliki hubungan keluarga lebih dekat dgn paus dan lumba-luba dibandingkan dgn hewan-hewan mamalia lainya. pas kekebun binatang kita pasti melihat kuda nil sedang berendam didalam air.entah dia lagi ngapung atau nyelam yang pasti dia hampir bisa dipastikan enggak sedang berada didaratan mangkanya pasti kaget..!!  kalau dibilang kuda nil itu sebenarnya enggak bisa berenang atau bahkan  mengapung sekali pun tapi begitu lah pas lagi didalam air binatang ini sebenarnya cuma berdiri diarea yang kedalamanya mampu mereka jalani.

00.53

sir thomas stamford raffles

Inggris Pernah Mendirikan 3 (Tiga) Benteng Pertahanan di Bengkulu?

Inggris pernah mendirikan tiga benteng di bengkulu??!! gak percaya ?? baca ini.


Pastinya kita cuma mengetahui bahwa cuma ada 1 ( satu ) benteng yang tersisa yang merupakan peninggalan kolonial Inggris yang ada di Bengkulu bukan? Yach, Fort Marlborough atau lebih dikenal sebagai Benteng Marlborough. Berikut sejarah singkat bagaimana Inggris bisa sampai keBengkulu pada masa lampau.

Bencoolen
Berdasarkan sejarah pedagang Eropa di Banten, Bengkulu berasal dari kata “Bang Kulon” yang berarti tanah di bagian barat. Sedangkan menurut masyarakat setempat khususnya di Bengkulu, kata Bengkulu berasal dari kata “Bangka Hulu” yaitu sungai yang mengalir di wilayah tersebut (Bengkulu). Wilayah Bengkulu terletak di pantai barat Sumatera, tepatnya diantara Samudera Hindia dan Bukit Barisan dengan garis pantai yang panjang. Sedangkan penduduknya banyak tinggal di pesisir pantai. Sejak dulu, Bengkulu terkenal terkenal akan hasil alamnya, seperti : lada dan cengkeh, sehingga banyak pihak asing ( Inggris, Perancis, dan Belanda ) yang ingin menguasai daerah tersebut.

The British In West Sumatera
Pada jaman dulu di Bengkulu tidak pernah ada kerajaan setempat yang kuat, sehingga bergantung pada kerajaan tetangganya untuk memperlancar penjualan hasil alamnya, antara lain dengan kesultanan Banten. Pada masa kolonialisme Bengkulu berada dibawah pendudukan Inggris, karena Inggris ( East India Company ) tersisih dengan monopoli dagang Belanda ( VOC ) di Banten tahun 1659. Maka itu Inggris mulai mencari daerah jajahan lain di pantai Barat Sumatera yang merupakan penghasil rempah-rempah ( lada, cengkeh, dll ) yaitu Bengkulu.

Awal Kekuasaan Inggris di Bengkulu
Inggris tiba di Muara Sungai Bengkulu pada tanggal 24 Juni 1865. Setelah bernegosiasi dengan penguasa kerajaan lokal di Bengkulu pada saat itu, Inggris ( EIC ) diijinkan bermukim di daerah Muara Sungai Bengkulu dan mendirikan Fort York pada tahun 1865 itu juga. Inggris ( EIC ) sendiri menyebut wilayah Bengkulu dengan nama “Bencoolen”.
Benteng York ( Fort York )
Inggris mendirikan bangunan pertahanan/benteng yang diberi nama Fort York pada tahun 1865 yang didirikan di antara laut dan sungai Serut ( Muara Sungai Bengkulu ). Bangunan ini murni berfungsi sebagai tempat pertahanan utama Inggris ( EIC ) dalam mempertahankan daerah penghasil rempah-rempahnya dari serangan Belanda dan Perancis.
Pada masa selanjutnya karena Fort York ini didirikan di dekat sungai dan rawa mangrove yang tidak sehat dan menyebabkan wabah malaria, maka Fort York ini dipindahkan ke daerah tepi pantai barat yang strategis yang kemudian terkenal sebagai Fort Marlborough.
Benteng Marlborough ( Fort Marlborough )

Fort Marlborough
Pembangunan benteng Marlborough dilakukan tahun 1714 sampai dengan tahun 1719 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal ( Inggris ) yang dijabat oleh Joseph Collet. Benteng Marlborough ini berdiri kokoh di tepian Samudra Hindia di atas bukit dengan ketinggian sekitar 8,5 meter di atas permukaan laut. Benteng ini mengahadap ke selatan dan memiliki luas sekitar 44.100 meter persegi. Lokasi benteng yang dikelilingi parit buatan ini seolah memunggungi Samudra Hindia. Dari atas sudut benteng inilah kita bisa menikmati pemandangan berupa hamparan laut lepas di sepanjang pantai Tapak Padri yang terhubung dengan deretan Pantai Panjang Bengkulu.

Lukisan Fort Marlborough
Benteng Marlborough merupakan benteng batu-bata. Dinding benteng cukup tebal, yakni sekitar 1,25 meter dengan material batu bata serta batu kali yang sangat kokoh. Fungsi utama dari benteng ini dibangun untuk pertahanan dari serangan musuh kala itu. Pintu benteng terbuat dari besi tebal yang dilengkapi jeruji besi. Jika diamati dari atas, benteng ini berdenah mirip kura-kura. Bagian badan kura-kura sebagai benteng, sedangkan bagian kepala kura-kura merupakan pintu masuk ke benteng.

Tugu Thomas Shaw
Melewati gerbang pertama, kita akan melihat 4 ( empat ) batu nisan besar. 2 ( dua ) di antaranya, tugu peringatan bagi Thomas Shaw yang meninggal pada 1704, dan deputi Gubernur Richard Watts yang meninggal pada 1705.

Tugu Richard Watts
Dua prasasti lainnya, satu di antaranya untuk menghormati Kapten Thomas Cuney, seorang perwira yang terlibat pendirian benteng.

Tugu James Cuney
Prasasti keempat diperuntukan bagi Henry Stirling pegawai sipil East India Company ( EIC ) yang meninggal pada 1744.

Tugu Henry Stirling
Di daerah lingkaran benteng, dekat gerbang luar, terdapat tiga makam. Pertama, makam Residen Thomas Parr yang mati dibunuh pada 23 Desember 1807. Di sebelahnya dimakamkan pegawainya, Charles Murray, yang berusaha menyelamatkan Thomas Parr, namun terluka dan meninggal. Sedangkan makam yang satunya lagi tidak dikenal.

Makam di dalam Benteng Marlborough
Fort Marlborough ini dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan British LibraryOriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 orang pegawai sipil dan militer yang tinggal dan bekerja di benteng ini.

Lukisan Kapten John MacDonald di Fort Marlborough
Para petinggi atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal disekelilingnya seperti dalam kehidupan kerajaan raja-raja jaman dulu.
Benteng Marlborough ini adalah benteng kerajaan Inggris terbesar di Asia Tenggara, juga digunakan sebagai basis militer Inggris ( EIC ) di wilayah barat Sumatera sebelum memulai agresinya ke Singapura ( Tumasik ) pada saat itu. Tetapi dengan adanya Treaty of London pada tanggal 17 Maret 1824, maka secara resmi Bengkulu termasuk benteng Marlborough berada dalam kekuasaan Belanda ( VOC ) karena ditukar dengan Singapura yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Belanda.

Sir Thomas Stamford Raffles
Hal ini tak lepas dari pendapat Sir Thomas Stamford Raffles yang menjabat Gubernur Jenderal ( Inggris ) di Bengkulu, yang memandang bahwa Singapura dalam jangka panjang lebih strategis untuk melakukan ekspansi dagang yang dilakukan Inggris ( EIC ) di Timur jauh dan menjadikannya pusat pelabuhan bebas pada masa itu.
Benteng Anna ( Fort Anna )

Informasi tentang Benteng Anna
Benteng Anna didirikan pada tahun 1798 dipinggiran selatan sungai Selagan dan dekat dengan pantai Muko-Muko di Bengkulu Utara. Lokasi benteng ini terletak lebih kurang 276 km dari kota Bengkulu atau dengan perjalanan darat dengan kendaraan sekitar 6 jam. Menurut tulisan TC. Bagaardt pada tanggal 31 Maret 1840, benteng ini diberi nama Fort Anna, dimana Anna merupakan nama dari Keningin Anna Van England.

Lukisan Prajurit EIC di Fort Anna
Tidak banyak yang diketahui tentang Benteng Anna ini, karena hingga saat ini tidak diketahui bagaimana bentuknya (gambar denah dan konstruksi) secara pasti karena tinggal berupa puing-puing benteng dan meriam kuno saja.
Hingga saat ini di kota Bengkulu masih terdapat beberapa tugu, monumen, dan makam tuayang merupakan peninggalan masa kolonialisme Inggris ( EIC ) pada masa lampau yang masih dapat kita lihat kalau berkunjung ke kota Bengkulu.
Ini sich gara-gara mendapat ide saat Tour De Bencoolen jadi sekalian ditulis saja di blog dech! :lol:
Btw, kamu sudah pernah berkunjung ke Bengkulu belum nich? ;)





00.10

Jan pieterszoon coen

                                                              jan pieterszoon coen


Masa kecil jan :


 JP Coen lahir di Hoorn pada tahun 1586 atau 1587. Tanggal kelahirannya kurang jelas, yang jelas ialah bahwa ia dibaptis pada tanggal 8 Januari 1587 sebagai putra Pieter Janszoon. Pada usia ke 13 ia dikirim ayahnya ke Roma. Disana ia magang pada seorang pedagang FlandriaBelgia bernama Joost de Visscher. Di Roma ia tinggal selama 6 tahun. Selain belajar dagang, ia juga belajar berbagai macam bahasa.
Perjalanan pertama ke Hindia :
pada tahun 1607 ia kembali ke Hoorn lalu pada tanggal 22 Desember pada tahun yang sama ia berangkat ke Hindia. Pada kesempatan ini ia diberi nama Coen. Ia kembali lagi pada tahun 1610. Pada perjalanan pertamanya ke Hindia tidak banyak yang diketahui selain bahwa atasannya, Pieter Willemszoon Verhoeffkonon dibunuh orang Banda saat negosiasi pembelian rempah-rempah. Hal ini bisa jadi memicu kekejian Coen dalam menghadapi orang Banda pada masa depan.


pengangkatan sebagai gubernur-jendral :

Lalu di Banten, pada usia 31 tahun, pada tanggal 18 April 1618, ia diangkat menjadi Gubernur-Jendral. Akan tetapi baru pada 21 Mei 1619 ia resmi memangku jabatan tersebut dari Gubernur Jenderal sebelumnya,Laurens Reael. Setelah menjadi Gubernur-Jendral, ia tidak tahan terhadap orang Banten dan orang Inggris di sana, maka iapun memindahkan kantor Kompeni ke Jakarta, di mana ia membangun pertahanan. Pada tanggal 30 Mei 1619 dia menaklukkan Jayakarta dan namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren).
Sementara itu orang-orang Inggris tidak diam, mereka marah atas perlakuan orang Belanda terhadap orang Inggris di Maluku. Sebagai dendam mereka merebut sebuah kapal Belanda De Swarte Leeuw yang berisi penuh dengan muatan. Maka setelah itu pertempuran antara kedua kubu pun dimulai. J.P. Coen sebagai pemimpin Belanda, bisa memenangkan pertempuran melawan orang Inggris. Setelah menang melawan Inggris, ia merusak Jakarta dan membangun benteng Belanda di kota itu. Di atas puing-puing kota Jakarta ia membangun kota baru yang dinamakannya menjadi Batavia.

penyerahan kekuasaan dan masa jabatan kedua :

Kemudian pada tahun 1623, ia menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan ia sendiri pulang ke Belanda. Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia dan menjadi Gubernur-Jendral kembali. Maka iapun datang pada tahun 1627. Pada masa jabatannya kedua ia terutama berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram. Mataram menyerang Batavia dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Kedua-duanya gagal, tetapi Coen tewas secara mendadak pada tanggal 21 September 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang putri yang juga meninggal.
J.P. Coen dikenang sebagai pendiri Hindia-Belanda di Belanda. Namanya banyak dipakai sebagai nama-nama jalan dan bahkan di Amsterdam ada sebuah gedung yang dinamai dengan namanya (Coengebouw). Sebaliknya, di Indonesia ia terutama dikenal sebagai seorang pembesar Kompeni yang kejam.

Meninggal :
Jan Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629. Terdapat 2 versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen. Menurut versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan muntaber (muntah berak), sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram. Dari kedua versi ini kemudian diyakini bahwa Coen meninggal karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram diSungai Ciliwung setelah peristiwa Serangan Besar di Batavia tahun 1628.
Untuk mengenang Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pemerintah kolonial Belanda telah mendirikan sebuah monumen dan patung pendiri Kota Batavia itu. Gubernur Jenderal VOC (1619-1623 dan 1627-1629) ini, dibuat patungnya pada 1869, bertepatan dengan 250 tahun usia kota Batavia oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer (1866-1872). Patung Coen yang berdiri dengan angkuh sambil menunjuk jari telunjuknya dengan mottonya yang terkenal: Dispereet Niet ("pantang berputus asa")
Setelah berdiri selama 74 tahun di depan Gedung Putih yang kini jadi Gedung Departemen Keuangan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, patung dari tembaga ini pun digusur dan dihancurkan pada 7 Maret 1943 selama pendudukan Jepang. Di masa kolonial Belanda, ulang tahun Jakarta selalu diperingati pada 30 Mei, ketika di tanggal tersebut tahun 1619, Coen menghancurkan Jayakarta.
                                                                                                                                   ( by Wikipedia )

calculator



I love indonesia



.............